Seorang pemuda islam juga harusnya mempunyai
karakter-karakter yang begitu menarik, disini ada beberapa ciri karakter
seorang generasi pemuda islam, dengan cara kita menyadari akan fitrah kita yang
telah diberi misi hidup yang itu memang telah secara ototmatis kita menerima
itu, yang biasa kita kenal dengan istilah “Misi Hidup itu Given”, oleh karena
itu setiap umat beragama yang memang telah menyadari bahwa di dalam dirinya
sudah di ‘tuntut’ sebagai estafet dakwah dan penerus atau kontributor peradaban
yang baru tidak mempunyai waktu untuk berdiam diri MENUNGGU PEMBERIAN, tapi
BERIKANLAH apa yang kita bisa saat ini untuk agama kita.
Sebagai sumber ilmu dan rujuan terbaik,
al-Qur`an tidak hanya menyebutkan para pemuda tersebut sebagai sebuah kisah
yang indah, tapi juga menjelaskan karakteristik sosok pemuda ideal bagi
generasi berikutnya. Ia tak cukup untuk dikenang saja tapi nilai yang paling
utama adalah meniru perilaku dan akhlak mereka sebagai teladan-teladan terbaik
yang pernah ada. Berikut beberapa karakter yang seharusnya dimiliki oleh
seorang pemuda islam yaitu :
1. Memiliki syaja’ah atau keberanian, berani
dalam apa? Tawuran? Bertindak kriminal? Sama sekali TIDAK, menurut saya mereka
malah lemah, dalam hal apa? Lemah karena tidak bisa mengalahkan musuh yang
sebenarnya yang tidak bisa dilihat dan makhluk yang bahkan juga telah di laknat
oleh Allah, tapi keberanian yang sesungguhnya adalah mereka yang berani untuk
mengatakan yang benar dan mengatakan bahwa itu salah. Teladan yang spektakuler
telah di ajarkan oleh pemuda Ibrahim pada masa Raja Namrudz, penguasa tirani
ketika itu. Dengan gagah berani Ibrahim menghancurkan sekumpulan berhala kecil,
lalu menggantung kapaknya ke leher berhala yang paling besar. Ibrahim ingin
memberikan pelajaran kepada kaumnya bahwa menyembah berhala itu sama sekali
tidak mendatangkan manfaat dan menolak bahaya. Kisah ini telah dikisahkan
secara bertutur dalam surah Al-Anbiya [21]: 56-70.
2. Memiliki rasa ingin tahu yang tinggi untuk
mencari dan menemukan kebenaran atas dasar ilmu pengetahuan dan keyakinan.
Seorang pemuda Muslim tak mengenal kata berhenti dari belajar dan menuntut ilmu
pengetahuan. Semakin banyak ilmu yang dimilikinya, akan menghantarkan ia
menyadari betapa banyak ilmu yang belum diketahui. Firman Allah, “Dan
(ingatlah) ketika Ibrahim berkata: “Ya Tuhanku, perlihatkanlah kepadaku
bagaimana Engkau menghidupkan orang-orang mati.” Allah berfirman: “Belum yakinkah
kamu ?” Ibrahim menjawab: “Aku telah meyakinkannya, akan tetapi agar hatiku
tetap mantap (dengan imanku).” (Al-Baqarah [2]: 260).
3. Selalu berusaha dan berupaya untuk
berkelompok dalam bingkai keyakinan dan kekuatan akidah yang lurus. Sikap
mereka layaknya pemuda-pemuda Ashabul Kahfi yang dikisahkan Allah dalam surah
al-Kahfi. Mereka berkumpul untuk merencanakan sebuah kebaikan dan saling
menguatkan di dalamnya. Bukan berkelompok untuk mengadakan perundingan jahat
atau merencanakan suatu keburukan. Jadi, para pemuda Muslim berkelompok bukan
sekadar untuk huru-hara, kongkow-kongkow yang tidak jelas, seperti yang banyak
terdapat di pinggiran jalan atau dimana saja tanpa memperhatikan waktu. Tetapi
pemuda islam itu berkelompok dalam kerangka ta’awun ala al-birri wa at-taqwa
atau saling menolong untuk kebaikan dan ketakwaan, bukan berkerjasama dalam
perbuatan dosa dan permusuhan.
4. Selalu berusaha untuk menjaga akhlak dan
kepribadian sehingga tidak terjerumus pada perbuatan asusila. Dalam kondisi sekarang,
hal ini menjadi suatu hal yang sangat berat. krisis moral yang menimpa
masyarakat khususnya para pemuda. Belum lagi masuknya budaya Barat yang begitu
menggila di tengah masyarakat menjadikan pergaulan islami menjadi sesuatu yang
sangat mahal saat ini. Kisah kepribadian Nabi Yusuf sangat layak dijadikan
teladan bagi para pemuda. Kala itu pemuda Yusuf digoda oleh Zulaikha di dalam
ruangan tertutup. Tak ada seorang pun yang tahu perbuatan mereka selain mereka
berdua saja. Namun dengan akhlak yang terjaga serta pertolongan Allah tentunya,
akhirnya sang pemuda tampan itu bisa lolos dari jeratan bujuk rayu Zulaikha
yang dibisikkan oleh setan laknatullah. Allah berfirman, “Sesungguhnya wanita
itu telah bermaksud (melakukan perbuatan itu) dengan Yusuf, dan Yusuf pun
bermaksud (melakukan pula) dengan wanita itu andaikata dia tidak melihat tanda
(dari) Tuhannya. Demikianlah, agar Kami memalingkan dari padanya kemungkaran
dan kekejian. Sesungguhnya Yusuf itu termasuk hamba-hamba Kami yang terpilih. (Yusuf
[12]: 22-24)
5. Memiliki etos kerja dan etos usaha yang
tinggi. Jati diri pemuda Muslim terlihat pada sikap tidak pernah menyerah pada
rintangan dan hambatan. Ia memandang berbagai kesulitan hidup adalah peluang
untuk mengukir prestasi dan sarana kematangan jiwa. Kekurangan materi yang
melilit kehidupan sehari-hari, kesusahan hidup yang terus mengikuti tak jarang
menjadikan seseorang kehilangan semangat hidup. harusnya berpikir positif untuk
orang lain, seringkali orang seperti ini hanya bisa berpikir hanya untuk
pribadi dirinya saja dan tidak ingin membuat sesuatu yang ‘baru’. Sebaliknya,
orang yang punya etos kerja tinggi akan berusaha terus. Meski duka lebih sering
menyapa, tapi hal itu tak menyurutkan ghirah atau semangat hidupnya. Ia tetap
memiliki visi yang tajam serta tekad yang tinggi. Hal itu diperagakan oleh
sosok pemuda Muhammad yang menjadikan tantangan sebagai peluang untuk sukses
hingga ia tumbuh menjadi pemuda yang bergelar Al-Amin atau yang terpercaya dari
masyarakat. Segala rintangan dan kesulitan hidup hanya menjadi batu loncatan
bagi pemuda Muhammad meraih kesuksesan hidup.
Dengan adanya karakteristik sosok pemuda
ideal yang dicontohkan dalam al-Qur’an dan al-Hadits diharapkan bisa menjadi
sumber inspirasi bagi para pemuda Indonesia dahulu, masa kini dan masa depan.
DAFTAR PUSTAKA
§ Pemuda Dalam Islam | Al-Atsariyyah.Com
§ Catatan Seorang iLmuwan ..: Pemuda Dalam
Pandangan Islam
§ Lamuri Online: Pemuda, Dimanakah Kalian
Berada? Oleh : Ahmad Faizuddin, M.Pd
§ PERAN PEMUDA DALAM ISLAM (Sebuah Refleksi
Pemuda Dahulu dan Sekarang) Oleh: Dedi Sufriadi ed Daudy
§ Panggung Pemuda Oleh: Anis matta, Lc
§ Pesan untuk Pemuda Islam « Aufia, blognya
keluarga Aufa
http://majalah.hidayatullah.com/?p=2907
Posting Komentar