sub GKJ: Renungan Untuk PEMUDA ISLAM

Renungan Untuk PEMUDA ISLAM

0 komentar

         Sekali lagi juga ketika kita mendengar kata “pemuda” orang akan berpikir tentang semangat juang yang tinggi, inovasi dan kreasi yang tiada henti, serta generasi pewaris dan penerus bangsa. Nasib bangsa ada di tangan pemuda. Akan kah kita bawa bangsa ini ke kanan atau ke kiri, naik ke atas atau turun ke bawah? Oleh karena itu, Pemuda Islam itu harus tawazun dalam kehidupan sehariharinya, yaitu seimbang antara kehidupan dunia dan akhiratnya. Tapi kita semua telah di kagetkan oleh sebuah fakta pasti bukan saya saja yang telah menemukan begitu banyak masjid-masjid dan mushola-mushola yang mayoritas jama’ah yang disana hanya didapatkan orang-orang yang sudah lanjut usia, atau bahkan pernah saya temukan ada mushola yang letaknya sangat strategis yaitu di pertengahan rumah-rumah yang padat penduduk tapi jama’ah ketika sholat maghrib hanya ada berisikan para orang tua lansia dan anak-anak kecil, Seruan yang mendayu-dayu ketika adzan berkumandang untuk memanggil orang-orang yang mengaku dirinya Muslim untuk sejenak meninggalkan aktifitas dunia guna menghadapkan dirinya dengan penuh kesyukuran dan kekhusyukan kepada Sang Pencipta, kini sudah banyak yang tidak merasakan untuk tergerak hatinya sejenak untuk beribadah kepada-Nya, Ada perasaan sedih dan khawatir ketika mendengar lantunan adzan tersebut yang serak dan putus-putus. Wajar saja karena sang muadzin sudah cukup berumur bahkan beruban. KEMANAKAH ANAK - ANAK MUDA ISLAM YANG BERBADAN TEGAP DAN BERSUARA LANTANG?
     Peristiwa- peristiwa diatas sekali lagi bukanlah cerita rekayasa ataupun dongeng, tapi ini adalah penemuan fakta, yang pasti tidak hanya terjadi di daerah tempat saya tinggal, Pemuda sekarang juga lebih suka dengan kesenangan dunia dan main-main. lebih suka dudukduduk di pasar, main game di dunia maya atau Facebookan, atau ngobrol tanpa kenal waktu dan begadang tanpa kenal lelah. Perannya dalam masyarakat seakan hilang dan menurun drastis. Sungguh tega kita membiarkan orang-orang yang sudah tua renta melakukan berbagai aktivitas sosial dan keagamaan. Sementara kita?, keterlaluan!!! ( mungkin saya juga bisa termasuk ni L)
     Usia muda merupakan usia produktif. Banyak sahabat Nabi SAW yang mempunyai pengaruh besar justru dari kalangan muda. Sebut saja Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin Thalib yang mempunyai pengaruh besar dalam perjuangan da'wah Islamiyah. Lihat lah juga siapa tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia! Mereka adalah pemuda Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan lainlain. Coba perhatikan siapa tokoh revolusioner dunia? Kebanyakan mereka adalah orang-orang muda yang sadar akan kemampuan dan perannya terhadap perkembangan dunia. Permasalahannya adalah pemuda sekarang itu menghadapi krisis nilai, krisis identitas, dan krisis kualitas. Kita tidak tahu jati diri kita lagi. Kalau pun kita mengaku diri kita Muslim, identitasnya cuma bisa dibuktikan di Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja. Sementara kewajiban sebagai seorang Muslim seperti shalat lima waktu kita abaikan dan tinggalkan. Naudzubillah min dzalik.. Ketika kita tidak tahu lagi jati diri kita yang sebenarnya, maka jangan berharap kita mempunyai nilai dan kualitas di mata orang lain, sebenarnya ada hubungannya juga dengan pemahaman akan konsep diri agar sepenuhnya kita menyadari apa makna kata “pemuda” yang sesungguhnya.
        Setelah saya banyak menjabarkan pengertian-pengertian yang begitu banyak telah saya temukan arti dari kata pemuda tersebut, yang bahkan kalau saya uraikan semua itu di disini bisa jadi tidak akan cukup halaman yang disediakan disini untuk menampung pengertian pemuda baik secara umum dan juga secara khusus, berlebihan ya? Hhe… Tapi memang itu adalah fakta..!! bahwa, begitu banyak sejarah-sejarah besar yang telah diukir dan diwarnai oleh tangan-tangan pemuda. Kalau kita sudah mengerti, memahami, dan menyadari makna kata “pemuda” yang sesungguhnya, maka sungguh kita tidak akan berdiam diri dan lalai dengan dunia.



oLeh : Suhail 


Posting Komentar