Sekali lagi juga ketika kita mendengar kata
“pemuda” orang akan berpikir tentang semangat juang yang tinggi, inovasi dan
kreasi yang tiada henti, serta generasi pewaris dan penerus bangsa. Nasib
bangsa ada di tangan pemuda. Akan kah kita bawa bangsa ini ke kanan atau ke
kiri, naik ke atas atau turun ke bawah? Oleh karena itu, Pemuda Islam itu harus
tawazun dalam kehidupan sehariharinya, yaitu seimbang antara kehidupan dunia
dan akhiratnya. Tapi kita semua telah di kagetkan oleh sebuah fakta pasti bukan
saya saja yang telah menemukan begitu banyak masjid-masjid dan mushola-mushola
yang mayoritas jama’ah yang disana hanya didapatkan orang-orang yang sudah
lanjut usia, atau bahkan pernah saya temukan ada mushola yang letaknya sangat
strategis yaitu di pertengahan rumah-rumah yang padat penduduk tapi jama’ah
ketika sholat maghrib hanya ada berisikan para orang tua lansia dan anak-anak
kecil, Seruan yang mendayu-dayu ketika adzan berkumandang untuk memanggil
orang-orang yang mengaku dirinya Muslim untuk sejenak meninggalkan aktifitas
dunia guna menghadapkan dirinya dengan penuh kesyukuran dan kekhusyukan kepada
Sang Pencipta, kini sudah banyak yang tidak merasakan untuk tergerak hatinya
sejenak untuk beribadah kepada-Nya, Ada perasaan sedih dan khawatir ketika
mendengar lantunan adzan tersebut yang serak dan putus-putus. Wajar saja karena
sang muadzin sudah cukup berumur bahkan beruban. KEMANAKAH ANAK - ANAK MUDA
ISLAM YANG BERBADAN TEGAP DAN BERSUARA LANTANG?
Peristiwa- peristiwa diatas sekali lagi
bukanlah cerita rekayasa ataupun dongeng, tapi ini adalah penemuan fakta, yang
pasti tidak hanya terjadi di daerah tempat saya tinggal, Pemuda sekarang juga
lebih suka dengan kesenangan dunia dan main-main. lebih suka dudukduduk di
pasar, main game di dunia maya atau Facebookan, atau ngobrol tanpa kenal waktu
dan begadang tanpa kenal lelah. Perannya dalam masyarakat seakan hilang dan
menurun drastis. Sungguh tega kita membiarkan orang-orang yang sudah tua renta
melakukan berbagai aktivitas sosial dan keagamaan. Sementara kita?,
keterlaluan!!! ( mungkin saya juga bisa termasuk ni L)
Usia muda merupakan usia produktif. Banyak
sahabat Nabi SAW yang mempunyai pengaruh besar justru dari kalangan muda. Sebut
saja Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khattab, Usman bin Affan, dan Ali bin
Thalib yang mempunyai pengaruh besar dalam perjuangan da'wah Islamiyah. Lihat
lah juga siapa tokoh pergerakan kemerdekaan Indonesia! Mereka adalah pemuda
Soekarno, Bung Hatta, Bung Tomo, dan lainlain. Coba perhatikan siapa tokoh
revolusioner dunia? Kebanyakan mereka adalah orang-orang muda yang sadar akan
kemampuan dan perannya terhadap perkembangan dunia. Permasalahannya adalah
pemuda sekarang itu menghadapi krisis nilai, krisis identitas, dan krisis
kualitas. Kita tidak tahu jati diri kita lagi. Kalau pun kita mengaku diri kita
Muslim, identitasnya cuma bisa dibuktikan di Kartu Tanda Penduduk (KTP) saja.
Sementara kewajiban sebagai seorang Muslim seperti shalat lima waktu kita
abaikan dan tinggalkan. Naudzubillah min dzalik.. Ketika kita tidak tahu lagi
jati diri kita yang sebenarnya, maka jangan berharap kita mempunyai nilai dan
kualitas di mata orang lain, sebenarnya ada hubungannya juga dengan pemahaman
akan konsep diri agar sepenuhnya kita menyadari apa makna kata “pemuda” yang
sesungguhnya.
Setelah saya banyak menjabarkan pengertian-pengertian
yang begitu banyak telah saya temukan arti dari kata pemuda tersebut, yang
bahkan kalau saya uraikan semua itu di disini bisa jadi tidak akan cukup
halaman yang disediakan disini untuk menampung pengertian pemuda baik secara
umum dan juga secara khusus, berlebihan ya? Hhe… Tapi memang itu adalah
fakta..!! bahwa, begitu banyak sejarah-sejarah besar yang telah diukir dan
diwarnai oleh tangan-tangan pemuda. Kalau kita sudah mengerti, memahami, dan
menyadari makna kata “pemuda” yang sesungguhnya, maka sungguh kita tidak akan
berdiam diri dan lalai dengan dunia.
oLeh : Suhail
Posting Komentar